A. Pendahuluan
Budaya Organisasi merupakan bagian dari Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Teori Organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia Budaya O rganisasi dilihat
diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi dilihat dari aspek sekelompok
individu yang berkerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah
tempat individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai
tujuan.. Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di
Amerika dan Eropa pada era 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein
seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts
Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi
1972-1981, serta Konsultan Budaya Oraganisasi
pada berbagai perusahaan di Amerika dan Eropa. Salah satu karya
ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia Budaya Organisasi mulai
dikenal pada tahun 80 - 90-an, saat banyak dibicarakan tentang konflik budaya,
bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke
dalam kurikulum berbagai pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang
cukup gigih mengembangkan Budaya Organisasi adalah Prof Dr. Taliziduhu Ndraha,
seorang pakar Ilmu Pemerintahan.
B. Pengertian Budaya Organisasi
1. Budaya
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya. Akan tetapi pengertian yang penulis kemukakan di sini hanya yang terkait dengan Budaya Organisasi. ,Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut :
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya. Akan tetapi pengertian yang penulis kemukakan di sini hanya yang terkait dengan Budaya Organisasi. ,Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut :
a.
Edward
Burnett
“Culture or civilization, take in its wide
technografhic sense, is that complex whole
which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other
capabilities and habits acquired by men as a member of society”. (Budaya
mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan,
keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adapt istiadat, dan berbagai kemampuan
dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat.)
b.
Vijay
Sathe
“Culture
is the set of important assumption (opten unstated) that members of a community
share in common”. (Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki
bersama anggota masyarakat.) Edgar H. Schein : Budaya adalah suatu pola asumsi
dasar yang diciptakan, ditemukan ataudikembangkan oleh kelompok tertentu
sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu
diajarkan/diwariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat
memahami, memikirkan dan merasakan terkait degan masalah-masalah tersebut.
1)
Unsur-Unsur
Budaya :
Ø
Ilmu
Pengetahuan
Ø
Kepercayaan
Ø
Seni
Ø
Moral
Ø
Hukum
Ø
Adat-istiadat
Ø
Perilaku/kebiasaan
(norma) masyarakat
Ø
Asumsi
dasar
Ø
Sistem
Nilai
Ø
Pembelajaran/Pewarisan
Ø
Masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal
Beberapa
pemikir dan penulis telah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan dengan
budaya, sebagai mana dikemukakan Graves, 1986, sebagai berikut :
1.
Budaya
merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi beroperasi, peraturan yang
menekan, dsb.
2.
Budaya
merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, misalnya
organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang
terdesentralisasi.
3.
Budaya
merupakan produk sikap orang orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti
produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.
2. Organisasi
J.R. Schermerhorn Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose. Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Philiph Selznick Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
J.R. Schermerhorn Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose. Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Philiph Selznick Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
a.
Unsur-Unsur
Organisasi
Ø
Kumpulan
orang
Ø
Kerjasama
Ø
Tujuan
bersama
Ø
Sistem
Koordinasi
Ø
Pembagian
tugas adntanggung jawab
Ø
Sumber
Daya Organisasi.
3. Budaya
Organisasi
1.
Peter
F. Drucker
Budaya
Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.
2.
Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan
masalah-masalah integrasiinternal.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang
diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus
menerus. Budaya Organisasi juga berfungsi sebagai perkat, pemersatu, identitas,
citra, brand, pemacu-pemicu (motivator ), pengengmbangan yang berbeda dengan
organisasi lain yang dapat dipelajaridan diwariskan kepada generasi berikutnya,
dan dapat dijadikan acuan prilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi
pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan.
v
Unsur
Budaya Menurut Susanto :
Ø
Lingkungan
Usaha
Ø
Nilai-nilai
Ø
Kepahlawanan
Ø
Upacara/tata
cara
Ø
Jaringan
Cultural
v
Level
Budaya Organisasi
Ø
Artifact
( Physical Characteristics; Behavior; Public Dcocuments ).
Ø
Espoused
Value ( Strategies; Goals; Philosophies).
Ø
Basic
Underlying Assumptions ( Biliefs; Percption; Feeling; Aspects of Behavior;
Internal & external relationships )
v
BUDAYA
ORGANISASI disebut juga BUDAYA PERUSAHAAN :
Budaya
perusahaan sering juga disebut budaya kerja, karena tidak bisa dipisahkan
dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya
perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.
Budaya
perusahaan (corporate culture) memang sulit didefinisikan secara tegas dan
sulit diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam
perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai budaya perusahaan yang
kuat bahkan dapat ,terlihat atau teramati oleh peninjau dari luar perusahaan,
yang mengamati. Pengamat tersebut akan merasakan suasana yang khas dan lain
dari pada yang lain, di dalam perusahaan tersebut, bila dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Oleh karena suatu organisasi terbentuk dari kumpulan
individu yang berbeda baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar
belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada pengakuan pandangan yang akan
berguna untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, agar tidak
berjalan sendiri-sendiri. Penyatuan pandangan dari Sumber Daya Manusia (SDM) di
dalam perusahaan ini diperlukan dalam bentuk ketegasan dari perusahaan, yang
dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan
karakter perusahaan tersebut. Budaya kerja ini akan menjadi milik dan pedoman
bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam perusahaan/organisasi tersebut
dalam menjalankan tugasnya. Budaya kerja inilah yang sering kita dengar
sekarang dengan istilah Corporate Culture?.
C. PENGERTIAN
BUDAYA PERUSAHAAN
Walaupun
sulit didefinisikan secara tegas, untuk dapat memahami apa yang dimaksudkan dengan
budaya perusahaan ada beberapa batasan atau pernyataan yang dapat membantu
penyamaan persepsi, atau setidaknya pemahaman mengenai budaya perusahaan.
Schein,E.H.
mencoba memberikan beberapa pengertian umum mengenai budaya perusahaan:
1.
Observed
behavioral regularities when people interact. (Keteraturan-keteraturan
perilakuyang teramati apabila orang berinteraksi.)
2.
The
norms that evolve in workin group. (Norma-norma yang berkembang dalam kelompok
kerja.)
3.
the
dominant values espoused by an organization. (Nilai-nilai yang dominan yang didukungoleh
suatu organisasi.)
4.
The
philosophy directing the organization policy (Filosofi yang mengarahkan
kebijaksanaan organisasi.)
5.
The
rule of the game for getting along inthe organization (Aturan permainan yang
harus ditaatiuntuk dapat diterima sebagai anggota di dalam organisasi.)
6.
The
feeling or climate in an organization (Perasaan atau iklim dalam suatu
organisasi.)
Jadi
pada dasarnya Corporate Culture atau budaya perusahaan mempunyai pengertian
sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan
dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam menjalankan kewajibannya dan
nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut. Dapat juga
dikatakan, budaya perusahaan adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam
organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan,
pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi
berikutnya.
1. Terbentuknya
Budaya Perusahaan
Budaya
perusahaan yang terbntuk banyak ditentukan oleh beberapa unsure, yaitu:
a.
Lingkungan
usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang
harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menvapai keberhasilan.
b.
Nilai-nilai
(values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
c.
Panutan/keteladanan;
orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena
keberhasilannya.
d.
Upacara-upacara
(rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan
dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.
e.
Network;
jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana
penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan. Dalam proses pengembangannya,
budaya perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor:kebijakan perusahaan
(Corporate Wisdom), gaya perusahaan (Corporate Style), dan jati diri perusahaan
(Corporate Identity). Kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom) ditunjang oleh
Filosofi Perusahaan (serangkaian nilai-nilai yang menjelaskan bagaimana
perusahaan dengan pelanggan, produk atau pelayanannya, bagaimana karyawan berhubungan
satu sama lain, sikap, perilaku, gaya pakaian, dan lain-lain serta apa yang
bias mempengaruhi semangat), keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang terakumulasi
dalam perusahaan. Jati dir perusahaan (Corporate Identity) ditunjang oleh Citra
perusahaan , Kredo (semboyan) perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau apa yang
ditonjolkan perusahaan. Gaya perusahaan (Corporate style) ditunjang oleh profil
karyawan, pengembagan SDM dan masyarakat perusahaan (Corporate community) atau
bagaimana penampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan lainnya.
Budaya Perusahaan perlu difahami lebih baik karena :
Budaya Perusahaan perlu difahami lebih baik karena :
a.
Budaya
Perusahaan terlihat secara nyata dan dapat dirasakan sehingga dapat menjadi kebanggaan (pride).
b.
Kinerja
individu dan perusahaan serta what business are we in, tidak mungkin dapat
difahami dengan baik tanpa memperhatikan Budaya Perusahaan Hal ini banyak
kaitannya dengan pengembagan karier.
Menurut
Harris dan Moran dalam bukunya Managing
Cultural Differences (1991) baru sejak decade yang lalau ( akhir 70-an atau
awal 80-an) para eksekutif dan cendikiawan benar-benar memperhatikan factor Budaya
Perusahaan /BO yang ternyata berpengaruh terhadap prolaku, moral atau semangat kerja
dan produktivitas kerja. Pada saat ini manajemen menjadi lebih memahami bawa
komponen-komponen budaya seperti adapt istiadat, tradisi, peraturan,
aturan-aturan, kebijaksanaan dan prosedur bisa membuat pekerjaan menjadi lebih
menyenangkan , sehingga bisa meningkatkan produktivitas, memnuhi kebutuhan
elanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Budaya
Perusahaan memerikan kepada karyawan kenyamanan, keamanan, kebersamaan, rasa
tanggung jawab, iut memiliki, mereka tahu bagaimana berprilaku, apa yang harus
mereka kerjakan, dll. Dengan Budaya Perusahaan pegawai menjadi lebih
menyenagkan, maka perlu ada upaya serius dari seluruh SDM perusahaan ( Stake
holders ) untuk memelihara keberadaannya. Untuk itu diperlukan komitmet dari
seluruh pegawai, mulai dari top, middle sampai lower atau perasioal merupakan
persyaratan mutlak untuk tetap terpeliharanya Budaya Perusahaan. Komitmen tidak
sekedar keterkaiatan secara fisik, tapi juga secara mental.
Komitmen =
Confidence + Motivation
Confidence
: a measure of s persons self assuredness ( ukuran keyakinan diri seseoramg
) atau feeling 0f being able to do a task well without much supervision ( rasa
mampu melakukan sesuatu tugas dengan baik tanpa banyak diawasi).
Motivation : a
persons interest in and anthusiasm of doing a task well (minat seseorang untuk
melakukan sesuatu tugas dengan baik). Selain Komitmen, juga diperlukan suasana
kerja atau iklim kerja yang kondusif. Perusahaan bukan lagi hanya tempat
berkarya mencari nafkah, tetapi lebih dari itu, diyakini sebagai tempat dimana
individu merasa memperoleh nilai tambah dan dapat mengembagkan diri. Agar
pegawai tetap mejadi mebih menyenangkan, maka Budaya Perusahaan harus bersifat
dinamis, artinya Budaya Perusahaan harus terbuka, adaptif dan siap berbah
sesuai yang terjadi dilingkungan intern maupun eksternal perusahaan.
D. FUNGSI
DAN DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI
1.
Fungsi
Budaya Organisasi
a.
Perasaan
Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
b.
Alat
Pengorganisasian Anggota
c.
Menguatkan
Nilai-Nilai dalam Organisasi
d.
Mekanisme
Kontrol Prilaku ( Nelson dan Quick,1997)
2.
TIPE
Budaya Organisasi
a.
Budaya
Birokrasi
b.
Budaya
Inovatif
c.
Budaya
Suporatif
Sementara itu
Robbins, 2001 mengemukakan Fungsi Budaya Organisasi, sebagai berikut :
a.
Pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi laiannya
b.
Membangun
rasa identitas bagi anggota organisasi
c.
Mempermudah
tumbuhnya komitmen
d.
Meningkatkan
kemantapan system social, sebagai perekat social, menuju integrasi organisasi. Pembentukan
Budaya Organisasi
Deal & Knnedi, mengemukakan lima unsure pembentukan BO :
Deal & Knnedi, mengemukakan lima unsure pembentukan BO :
1)
Ligkungan
Usaha
2)
Nialai-nilai
3)
Pahlawan
4)
Ritual
5)
Jaringan
budaya
Proses
Pembentukan Budaya Organisasi Proses pembentukan BO dapat di analisis dari tiga
teori sebagai berikut :
1. Teori
Sociodynamic
2. Teori Kepemimpinan
3. Teori
pembelajaran
Menururt
Kotter dan Haskett proses pembentukan Budaya Organisasi sebagai berikut :
1.
Manager
Puncak
2.
Perilaku
Organisasi
3.
Hasil
4.
Budaya
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan proses pembentukan Budaya Organisasi, sbb. :
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan proses pembentukan Budaya Organisasi, sbb. :
1.
Dari
Atas ( Pemilik dan manajemen )
2.
Dari
Bawah ( masyarakat atau karyawan )
3.
Kompromi
dari atas dan dari bawah. Mempertahankan Budaya Organisasi
a.
Praktek
Seleksi
b.
Manajemen
Puncak
c.
Sosialisasi
dan Internalisasi
d.
ASUMSI
DASAR Budaya Organisasi
e.
Artifak
dan Kreasi ( semua fenomena/gejala ).
f.
Nilai-nilai
( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar.
g.
Asumsi
dasar ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruang, sifat manusia,
aktivitas mansia dll)
h.
Simbol
atau lambang-lambang
i.
Perspektif
( Norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidaktertulis yang mengatur prilaku
anggota dalam situasi tertentu ).
E. LEBIH
JAUH MEMAHAMI BUDAYA ORGANISASI
Organisasi
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode,
lingkungan, sarana-parasarana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama dimaksud adalah kerjasama yang
terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan
dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu atau kelompok. Pola
interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan, norma, keyakinan,
nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para pendiri organisasi itu.
Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu
kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi.
Menurut
pendapat Tika ( 2006 : 1 ) Budaya Organisasi
merupakan bagian dari kurikulum Manajemen Sumber Daya manusia dan Teori
Organisasi. Budaya organisasi dalam
MSDM, ditemukan saat mengkaji aspek prilaku, sedangkan Budaya Organisasi dalam
Teori organisasi, ditemukan saat mengkaji aspek sekelompok individu yang
berkerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah tempat
individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam
pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa
pada era 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen
dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga
seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya
Organisasi pada berbagai organisasi di Amerika dan Eropa. Salah satu karya
ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia Budaya Organisasi menurut Ndraha ( 1997 : 3) mengemukakan bahwa sejak tahun 80-an saat sektor swasta berkesempatan mengembangkan usaha di bidang non-migas, kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai baru tentang kewirausahaan dan amanejemen. Alvin dan Heide Toffler menyebutnya ?wave?. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan tentang kebutuhan niali-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum berbagai pendidikan formal dan infomal.
Di Indonesia Budaya Organisasi menurut Ndraha ( 1997 : 3) mengemukakan bahwa sejak tahun 80-an saat sektor swasta berkesempatan mengembangkan usaha di bidang non-migas, kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai baru tentang kewirausahaan dan amanejemen. Alvin dan Heide Toffler menyebutnya ?wave?. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan tentang kebutuhan niali-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum berbagai pendidikan formal dan infomal.
Budaya
dalam konteks komunitas manusia, baik itu dalam bentuk kelompok, organisasi,
suku bangsa atau Negara memiliki fungsi yang strategis,yaitu sebagai pengikat,
perekat hingga membentuk satu kesatuan yang utuh sebagai suatu kelompok,
organisasi, suku tertentu dan bahkan Negara. Akibat kita kita mengenal budaya
Cina, maka dimanapun mereka, kita pasti mengetakan dia orang Cina. Kemudian
kita juga mengenal orang Indonesia dengan ragam budayanya yang dikenal dengan
Bhineka Tunggal Ika. Budaya menjadi sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber
daya. Bagi siapapun terutama bagi kalangan internal suatu komunitas suku
tertentu, budaya akan menjadi sumber inspirasi dalam menggembangkan dan
memberdayakan budayanya sehingga menjdi kebanggaan bagi sukutertentu bahkan
lebih luas lagi bagi Negara dimana suku bangsa tersebut eksis. Kita mengenal
budaya suku minangkabau, suku Papua, Suku Jawa, Suku Batak, Aceh, Palembang,
Suku Bali. Dari keragaman budaya tersebut, muncul ide untuk mengembangkan
budaya tersebut sebagai komoditi dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan. Tidak sedikit, suatu daerah bisa sejahteran karena
kebanggaan dan pemberdayaan budayanya, bahkan budaya telah menjadi unsur utama komoditas
bisnis pariwisata. Budaya juga menjadi kekuatan penggerak yang mampu
membangkitkan semangat juang untuk memerdekakan dan memajukan sutu daerah atau
suatu Negara. Dalam era Globalisasi, dimana, salah satu cirinya adalah kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yag demikian cepat. Sebagai produk atau wujud
budaya, kemajuan IPTEK tersebut mendorong manusia di berbagai dunia untuk
bergerak maju lebih cepat dari Negara lain.
Globalisasi
telah memunculkan budaya baru, yaitu budaya kompetisi, budaya persaingan,
budaya cepat dan akurat, budaya teknologi komunikasi. Setiap Negara berusaha
untuk mengaksesnya dan berusaha mencari keunggulan masing-masing agar menjadi
pemenang dalam kancah kompetisi tersebut. Setiap Negara berusaha dengan
berbagai upaya dan mengerahkan sumber dayanya agar eksis dalam bidang tertentu.
Saat ini kita mengenal adanya budaya jawa, sunda, betawi, dll. Hal itu sebagai
akibat dari adanya proses pewarisan atau proses dimana telah terjadi
tranformasi budaya dari maktu ke waktu dari satu generasi ke genarasi yang
lain, baik disengaja atau terprogram mauopun secara alamiah. Mugkin, tanpa
disadari, kita sendiri telah menjadi bahaguan dari proses tersebut, dan ini telah
, sedang dan akan terus terjadi, selama manusia masih memiliki rasa ego atau
kebanggaan akan jati dirinya. Saya bangga menjadi salah seorang putra daearah.
Saya bangga menjadi salah seorang putra Indonesia. Nampaknya secara formal,
lembaga pendidikan, telah menjelma menjadi mesin pengolah dan pendistribusi,
dan agen dari proses pewarisan budaya tertentu.
Budaya
juga berfungsi sebagai mekanisme dalam beradaptasi dengan berbagai perubahan
yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasai. Proses adaptasi
tersebut, dibutuhnya agar tidak terjadi konflik antar budaya. Mekanisme
adaptasi, menjadi cirri kedewasaan individu, kelompok, organisasi bahkan
masyarakat suatu Negara tertentu. Kepentingan-kepentingan individu, golongan,
bahkan dalam skala nasional, tidak menjadikan egois menutup diri, terisolir
dari kemajuan yang terjadi di sekitarnya, justru mekanisme adaptasi yang
berjalan dengan tepat dan ditak akan merugikan dirinya dan juga orang lain.
oleh Andreas Lako ( 2004 : 29 33 ),
sebagai berikut :
1) Luthans (1998)
1) Luthans (1998)
Budaya
organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai yangmengarahkan perilaku
anggota organisasi. Setiap anggota akan berprilaku sesuai dengan budaya yang
berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
2) Davis (1984)
Budaya
organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang difahami,
dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan
artitersendiri dan menjadi dasar aturan berprilaku dalamorganisasi.
Berdasarkan
definisi-definisi tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan
salah satu asset atau sumber daya organisasi yang menjadikan organisasi dinamis
dengan karakteristik fisik (observable) maupun non-fisik (unobservable) yang
khas berisi asumsi-asumsi, nilai-nilai, norma, komitmen dan kepercayaan,
bermanfaat untuk mendorong dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi publik maupun privat.
Pendapat
penulis tersebut, sejalan dengan pendapat Piti Sithi-Amnuai, (dalam Ndraha,
1997 :102) mendefinisikan budaya organisasi : Aset of basic assumptions and
beliefs that are shared by members of an organization, being developed as they
learn to cope with problems of eksternal adaption and internal itegration.
Pengertian-pengertaian
tersebut mempertajam kajian penulis terhadap budaya organisasi yang memperjelas
bahwa budaya organisasi juga merupakan identitas khas yang membedakan
organisasi yang satu dengan organisasi lainnya, bahkan budaya organisasi juga
merupakan keyakinan setiap orang di dalam organisasi akan jati diri yang secara
idiologis dapat memperkuat eksistensi organisasi baik ke dalam sebagai pengikat
atau simpul organisasi dan keluar sebagai identitas sekaligus kemampuan untuk
beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang dapat merugikan atau
menguntungkan organisasi.
Dengan
memahami lebih dalam tentang budaya organiasi, penulis sepakat dengan pendapat
Robbins ( Alih bahsa oleh Jusuf Udaya, 1994 : 505 ), bahwa dengan budaya
organisasi, suatu prganisasi memiliki kepribadian, sebagaimana kepribadian,
sebagaimana halnya individu. McNamara (
1999 : 2) menyebut budaya organisasi sebagai kepribadian organisasi. Dengan demikian,
memandang organisasi dalam prespektif budaya sama dengan memandang sosok
manusia, dengan segala karekteristiknya. Organisasi bisa sakit bisa juga sehat.
Organisasi bisa imun juga bisa rentan terhadap penyakit organisasi. Organisasi
bisa juga timbuh berkembang, bisa juga mati perlahan agau cepat hilang, musnah
dilikuidasi atau dibunuh. Organisasi juga bisa belajar ( lerning organization).
Karena itu bebagai definisi budaya organisasi yang banyak diutarakan para
pakar, cenderung lebih mengutamakan komponen-komponen kognitif seperti asumsi,
kepercayaan, dan nilai. Walaupun ada juga definisi lainya yang menyentuh
komponen atau aspek perilaku dan artifak ( artifact), yang kemudian menimbulkan
perbedaan antara tingkatan-tingakatan budaya organisasi yang nampak (visible), dan
yang tersembunyi (hidden).
Kajian
terhadap pengertian budaya organisasi juga mempertegas dan memperjelas peran
budaya organisasi sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan dan memanage
sumber daya organisasional ( SDM, Teknologi. Uang, Material, Informasi, Metode,
dll ), dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang yang datang
dari lingkungan organisasi, terutama kekuatan ini bersumber dari nilai-nilai
fundamental organisasi, Martin, 1992 ( dalam Lako, 2004 : 31), berpendapt bahwa
budaya organisasi merupakan sensitivitas terhadap kebutuhan pelanggan dan
karyawan; kemauan untuk menerima resiko; kebebasan atau minat karyawan untuk
memberi ide-ide baru; keterbukaan untuk melakukan komunikasi secara bebas dan
bertanggung jawab. Kajian terhadap
pengertian budaya organisasi tersebut, disimpulkan bahwa terdapat beberapa
unsur atau elemen budaya organisasi, sebagai berikut :
1.
Lingkungan
organisasi, meliputi : lingkungan intern ( SDM, Teknologi, Peraturan-peraturan,
Material, Strktur Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, dll). Lingkungan ekternal
( IPOLEKSOSBUDHANKAM, dll ).
2.
Karakteristik
Organisasi yang kelihatan dan yangtidak kelihatan.
3.
Jaringan
cultural : unsur ini secara informal dapat dikatakan sebagai jaringan
komunikasi dalam organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menyebarkan
nilai-nilai budaya organisasi.
4.
Kepahlawanan
: unsur ini sering dimanfaatkan untuk mengajak seluruh karyawan untuk mengikuti
nilai-nilai budaya organisasi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang
ditunjuk sebagai tokoh.
5.
Upacara/tatacara
tertentu yang dilakukan secara rutin dalam rangka mensosialisasikan dan
menginternalisasikan nilai-nilai karakteristik budaya organisasi.
Unsur
unsur budaya organisasi tersebut berinteraksi satu sama lain, saling
mempengaruhi, saling menguatkan atau melemahkan tergantung dari tingkat
keselarasan diantara unsur-unsur tersebut. Namun secara bersama-sama
unsur-unsur tersebut membentuk corak budaya kerja suatu organisasi baik di
tingkat satuan kerja maupun di tingkat organisasi secara keseluruhan.
0 comments :