makalah tentang metode
pembelajaran diskusi dan permainan
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bila
ditelusuri secara mendalam, proses belajar mengajar yang merupakan inti dari
proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara
berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pelajaran dan siswa.
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti
metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta
situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral
dalam proses belajar-mengajar, harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik
penyajian materi atau biasa disebut
metode mengajar.
Metode
mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan
oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam
kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat
diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Karena makin baik
metode mengajar, maka makin efektif pula pencapaian tujuan.
Di
dalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan
pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk
menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk
tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam
menghadapi segala persoalan, sehingga metode mempunyai andil yang cukup besar
dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa
akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan
metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu
tujuan.
Dalam
proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang digunakan dalam mentransfer
materi baik dari guru kesiswa, ataupun dari siswa itu sendiri, antara lain
dengan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab, penemuan terbimbing, metode
permainan dan beberapa metode-metode lainnya. Namun metode yang sering
digunakan oleh pendidik dalam kegiatan PBM adalah metode pembelajaran dengan
diskusi dan permainan. Dimana metode diskusi itu sendiri dipandang
efektif untuk menggali potensi siswa supaya dapat belajar dengan lebih aktif.
Sedangkan metode permainan sendiri merupakan alternative lain agar siswa tidak
jenuh dalam menerima pelajaran Maka tidak salah apabila metode diskusi dan
permainan menjadi pilihan para guru untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
siswa-siswinya.
Pentingnya metode pembelajaran dalam
proses pembelajaran,yaitu untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan Proses
Belajar Mengajar. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan paparkan
beberapa ulasan mengenai metode pembelajaran diskusi dan permainan.
B.
Pembatasan
Masalah
Adapun
pembatasan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Pengertian metode diskusi dan permainan
2.
Tujuan dan
manfaat metode pembelajaran yang berbasis diskusi dan permainan
3.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menggunakan
metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan
4.
Langkah-langkah
penggunaan metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan
5.
Jenis-jenis
diskusi dan klasifikasi permainan
6.
Kelebihan dan
kelemahan metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan
C. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Memenuhi tugas
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika
2.
Mahasiswa dapat
memahami tentang metode pembelajaran diskusi dan permainan
3.
Dapat dijadikan
referensi dalam kegiatan pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
METODE
DISKUSI
A. Pengertian
Metode Diskusi
Diskusi adalah proses penglihatan dua
atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka
mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar
informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Diskusi juga dapat
diartikan sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (
kelompok-kelompok siswa ) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife
pemecahan atas suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang
bersifat problematik. Sebagai metode penyuluhan berkelompok, diskusi biasanya
membahas satu topik yang menjadi perhatian umum di mana masing-masing anggota
kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan
pendapat. Berdasarkan hal tersebut diskusi dapat dikatakan sebagai metode
partisipatif.
Metode diskusi sebagai suatu cara
mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan
saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan
perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga di
maksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis
dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu
masalah. Metode diskusi ini
berbeda dengan metode tanya jawab, sebab dalam metode tanya jawab dapat diselesaikan dengan satu jawaban saja,
sedangkan dalam diskusi
diperlukan banyak jawaban yang sama-sama mencoba memperlihatkan kebenaran.
B. Tujuan
Dan Manfaat Metode Diskusi
1.
Tujuan Metode Diskusi
a.
Dengan diskusi siswa
didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah,
tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain (Siswa dilatih berpikir dan
memecahkan masalah sendiri).
b.
Siswa mampu menyatakan
pendapatnya secara lisan, dalam hal ini siswa melatih diri untuk menyatakan
pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.
c.
Diskusi memberi
kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk
memecahkansuatu masalah bersama.
2.
Manfaat Metode Diskusi
a.
Untuk menimbulkan dan
membina sikap dan prilaku demokratis siswa
b.
Menumbuhkan dan
mengembangkan sikap/cara berpikir logis, analitis dan kritis.
c.
Memupuk kerjasama,
toleransi dan rasa social .
d.
Membina kemampuan
mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.
C. Hal-hal
Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Metode Diskusi
a. Guru
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan
didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting
judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya
agar dapat dipahami oleh peserta diskusi
b. Dengan
pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan
diskusi ( ketua, sekretaris, moderator ) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana
dan sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditangan siswa yang :
1)
Lebih memahami masalah
yang akan didiskusikan
2)
“Berwibawa” dan
disenangi oleh teman-temannya
3)
Lancar berbicara
4)
Dapat bertindak tegas
dan demokratis
Peranan pimpinan diskusi antara lain:
1)
Pimpinan diskusi
sebagai pengatur lalu-lintas diskusi
Kewajiban untuk
mengatur lalu-lintas berarti bahwa pimpinan diskusi berperan sebagai penemgah
untuk mengatur jalan, arus dan arah pendapat dari orang agar tidak terjadi
kesimpangsiuran, tabrakan ataupun pembicaraan yang tidak tertuju pada pokok
diskusi.
2)
Pimpinan diskusi
sebagai dinding penangkis
Setiap kali pemimpin
diskusi menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta, ia harus segera
menilai mana yang perlu dipantulkan kembali kepada kelompok, sehingga tidak
terjadi tanya-jawab antara pemimpin diskusi dengan sejumlah kecil anggota
diskusi saja.
3)
Pimpinan diskusi
sebagai penunjuk jalan
Memberikan
petunjuk-petunjuk umum mengenai kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
kelompok (kemajuan-kemajuan diskusi).
c. Para
siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain (kalau ada lebih dari satu
kelompok) menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap
anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan lancar.
d. Jenis
dan sifat pertanyaan yang layak untuk didiskusikan ialah yang :
1)
Menarik minat anak
didik yang sesuai dengan tarafnya.
2)
Mempunyai
kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan
kebenarannya
3)
Pada umumnya tidak
menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih mengutamakan penalaran
yang mempertimbangkan dan membandingkan. (Winarno Surakhmad,: 98-99).
D. Langkah-langkah
metode diskusi
1)
Persiapan perencanaan
diskusi
a) Tujuan
diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin
b) Peserta
diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi
itu sendiri
c) Penentuan
dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas
d) Waktu
dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
2)
Pelaksanaan diskusi
a) Membuat
struktur kelompok
b) Membagi-bagi
tugas dalam diskusi
c) Merangsang
seluruh peserta untuk berpartisipasi
d) Mencatat
ide-ide/ saran-saran yang penting
e) Menghargai
setiap pendapat yang diajukan peserta
f) Menciptakan
situasi yang menyenangkan
3)
Tindak lanjut diskusi
a) Membuat
kesimpulan/laporan diskusi
b) Membacakan
kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
c) Membuat
penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan dating
E. Jenis-jenis
diskusi
Abu
Ahmadi membagi diskusi dalam lima jenis yaitu:
a.
Diskusi formal
Diskusi
ini terdapat seperti pada lembaga-lembaga pemerintahan atau
semi
pemerintah, di mana dalam diskusi ini perlu adanya ketua dan
penulis
serta pembicara yang diatur secara formal. Misalnya diskusidiskusi
pada
Sidang DPR.
b. Diskusi tidak formal (informal)
Diskusi ini seperti dilaksanakan dalam
kelompok-kelompok belajar di
mana satu sama lain bersifat “face to face
relationship.
c. Diskusi
panel
Diskusi
ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa orang
saja,
yang dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.
d. Diskusi dalam bentuk symposium
Diskusi ini hampir sama
dengan diskusi dalam bentuk panel, di sini
symposium lebih formal.
Symposium itu diselenggarakan apabila ada
pertentangan pendapat.
Ahli-ahli yang berbeda pendapat memberikan
informasinya,
selanjutnya diadakan diskusi antara pembicara dengan
pendengar. Diskusi
dalam bentuk symposium ini biasanya tidak
mencari kebenaran
tertentu.
e. Lecture discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan memberikan suatu
persoalan,
kemudian didiskusikan. Di sini biasanya hanya satu
pandangan atau
persoalan
saja
Hasibuan dan
Moedjiono
membagi jenis diskusi dalam sembilan jenis yaitu:
1. Whole
group
Suatu diskusi dimana
anggota kelompok yang melaksanakan idealnya tidak lebih dari 15 orang. Diskusi
kelompok besar (kelas)
2. Buzz
group
Satu kelompok besar
dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok
kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar.
3. Panel
diskusi
Satu kelompok kecil
(antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu subjek tertentu, mereka duduk
dalam susunan semi melingkar,dipimpin seorang moderator.dalam satu panel murni,
audience/pendengar tidak ikut dalam diskusi.
4. Syndicate
group
Suatu kelompok (kelas)
dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing
kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya
problema kepada elas, ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap
kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu.
5. Brain
Storming group
Kelompok penyumbang ide
baru, tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok menyumbangkan idenya.
Penekanan hasil belajar, agar tiap anggota kelompok saling hargai pendapat,
menumbuhkan percaya apad diri sendiri dalam mengembangkan ide yang ditemukannya
dan dianggap benar.
6. Symposium
Beberapa orang membahas
berabgai aspek dari suatu materi. Membacakannya di muka peserta (5-20menit),
diikuti dengan pertanyaan dan sanggahan dari penyanggah dan pendengar. Bahasan
dan sanggahan selanjutnya dirumuskan oleh ‘panitia perumus’ seabagi hasil
symposium.
7. Informal
debate
Kelas dibagi menjadi
dua kelompok yang relative sama besar, mendiskusikan materi yang cocok
diperdebatkan tanpa memperhatikan aturan-aturan debat formal. Bahan yang cocok
diperdebatkan adalah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat factual.
8. Colloquium
Seseorang/beberapa
orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari beberapa audience. Dalam KBM
siswa menginterviu manusia sumber. Pertanyaan/jawaban yang diberikan mengundang
pertanyaan dari penanya lain. Hasil belajar yang diharapkan adalah yang
datangnya dari manusia sumber tadi.
9. Fish
Bowl
Beberapa peserta
dipimpin seorang ketua berdiskusi engambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur
setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta.
Kelompok pendengar, duduk mengelilingi kelompok diskusi (seolah melihat ikan
dalam sebuah mangkuk). Sedang dalam diskusi, kelompok pendengar yang akan
menyumbangkan pikiran menduduki kursi kosong yang disediakan.
F. Kelebihan
dan kelemahan metode diskusi
Beberapa
kelebihan dalam penggunaan metode diskusi dalam kegiaatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Merangsang
kreativitas anak-didik dalam bentuk ide,gagasan-prakarsa dan terobosan baru
dalam pemecahan suatu masalah
b) Merangsang
siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang
pendapat teman-temannya.
c) Memperluas
wawasan
d) Membina
untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
e) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai
sumber data.
f) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem
bersama-sama.
g) Membina
suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau
keputusan yang akan atau telah diambil.
h) Berdiskusi
bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
i) Dengan
mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
j) Membina
siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
Sedangkan
kelemahan diskusi ketika digunakan dalam metode pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a) Tidak
semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat
problematis saja yang dapat didiskusikan
b) Diskusi
yang mendalam memerlukan banyak waktu
c) Sulit
untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d) Biasanya
tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang
karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e) Pembicaraan
dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk
berbicara
f) Pembicaraan
terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
g) Memungkinkan
timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri
lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain
sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
h) Tidak
dapat dipakai pada kelompok yang besar
i) Peserta
mendapat informasiyang terbatas
j) Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Catatan yang perlu diperhatikan :
Berhasil tidaknya diskusi banyak
bergantung pada factor :
· Kepandaian
dan kelincahan pimpinan diskusi
· Jelas
tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan
· Partisipasi
dari setiap anggota
· Terciptanya
situasi yang merangsang jalannya diskusi
· Mengusahakan
masalahnya supaya cukup problematic dan merangsang siswa berpikir.
II.
METODE
PERMAINAN
A. Pengertian
Metode Permainan
Permainan (games), populer dengan
berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran
(energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan
dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik
peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang
dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai
(sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke
aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Permainan adalah
suatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam
pengajaran berbagai mata pelajaran baik,aspek kognitif,afektif maupun
psikomotor. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa
melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar.
Metode permainan adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh
atau menemukan pengertian atau konsep tertentu. Metode ini diarahkan agar
tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira
meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan
sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau
sekedar permainan. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan
secara individual atau kelompok.
Metode permainan sebaiknya dirancang
menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian
ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip,
nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah
rana sikap-nilai. Jadi, metode permainan itu merupakan sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan pelajaran dengan lebih menarik untuk menghindari
kejenuhan peserta didik.
B. Tujuan
dan Manfaat Metode Permainan
1.
Tujuan Metode Permainan
a) Mengajarkan
pengertian (konsep)
b) Menanamkan
nilai
c) Memecahkan
masalah
d) Membentuk
dan membina watak lewat metode yang menarik, menyenangkan dan menantang
2.
Manfaat Metode
Permainan
a) Membangkitkan
minat siswa
b) Memupuk
dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
c) Mengembangkan
kreativitas siswa
d) Menumbuhkan
kesadaran siswa
C. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode permainan
1.
Diperlukan seorang
fasilitator yang terlatih untuk memimpin permainan.
2.
Pemilihan jenis permainan
harus tepat yakni yang dapat menggairahkan ,mengurangi kejenuhan, memicu &
memacu berprestasi, saling menghibur, mempercepat pembauran peserta dan memetik
pelajaran yang terkandung dalam permainan tersebut.
3.
Ciri Permainan yang baik adalah sebagai
berikut :
a)
Diminati oleh seluruh
peserta.
b)
Semua peserta merasa
mampu mengikuti.
c)
Menggairahkan.
d)
Memacu untuk
berprestasi.
e)
Waktunya relatif
singkat.
f)
Aman.
g)
Biaya relatif rendah.
h)
Alat peraga sederhana.
i)
Mengesankan peserta.
j)
Mudah dipetik
pelajarannya.
k)
Jumlah peserta cukup
fleksibel
4.
Hal- Hal yang harus dihindari dalam penggunaan
metode permainan yakni permainan :
a)
Yang membahayakan fisik
dan atau kesehatan.
b)
Yang mengandung resiko
tinggi.
c)
Yang tidak mampu
dilakukan oleh seluruh peserta.
d)
Yang menjurus pada
persaingan tidak sehat.
e)
Yang tidak menciptakan
suasana sportivitas.
f)
Yang akan mendatangkan
perpecahan bagi yang menang dan yang kalah.
g)
Yang memerlukan biaya
tinggi.
h)
Yang memerlukan waktu
panjang
5.
Kiat Memimpin Permainan yakni sebagai berikut
:
a) Sikap
dan perilaku fasilitator harus ramah, akrab dan berwibawa sehingga
petunjuk-petunjuknya diikuti oleh para peserta.
b) Dalam
menjelaskan aturan permainan, fasilitator harus menggunakan bahasa yang
sederhana, jelas dan komunikatif. Bila perlu diulangi dan bertanya kepada peserta
apakah sudah jelas atau belum.
c) Bila
dalam permainan ternyata tidak lancar, maka perlu diulang.
d) Dalam
mengadakan refleksi/kesimpulan, fasilitator harus serius dengan bahasa yang
menyejukkan.
e) Sangat
diharapkan fasilitator mempunyai “sense of humor” atau pengungkapannya
dengan rasa humor.
D. Langkah-langkah Metode Permainan (Prosedur)
1)
Persiapan Guru
a)
Menentukan topik
b)
Merumuskan tujuan
pembelajaran khusus (TPK)
c)
Menyiapkan alat dan bahan untuk
permainan
d)
Menyusun petunjuk pelaksanaan metode
permainan
2)
Pelaksanaan
a)
Guru menjelaskan maksud
dan tujuan serta proses permainan
b)
Siswa dibagi atas
beberapa kelompok
c)
Caranya:misal: (1) guru
membagi atau memasang alat atau bahan permainan (2) siswa melakukan kegiatan
permainan
3)
Tindak lanjut metode
permainan
Siswa melaporkan hasil permainan, yaitu
beberapa pengertian atau konsep tertentu kepada guru.
E. Klasifikasi
Permainan
Berdasarkan tujuannya,
permainan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Permainan untuk
membangun kekompakan ( teamwork).
2.
Permainan mengembangkan
kreativitas.
3.
Permainan untuk melatih
daya tahan.
4.
Permainan untuk
meningkatkan ketelitian.
5.
Permainan untuk
meningkatkan percaya diri/saling percaya.
6.
Permainan untuk
meningkatkan memori.
7.
Permainan untuk menguji
keterampilan/ ketangkasan.
8.
Permainan untuk
kecepatan reaksi (sensitivitas).
9.
Permainan yang
merupakan kombinasi dari tujuan-tujuan tersebut di atas.
10. Permainan
untuk mengasah kepedulian dan empati.
11. Permainan
untuk mengasah Keteguhan hati dan komitmen.
12. Permainan
untuk mengasah Sabar dan tanggungjawab.
13. Permainan
untuk mengasah keberanian dan nyali (mind set).
F.
Kelebihan dan
kekurangan Metode Permainan
Beberapa kelebihan
dalam penggunaan metode permainan dalam kegiaatan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a) Keterampilan siswa dalam bidang matematika seperti
menghitung dan menganalisis semakin meningkat.
b) Konsep – konsep matematika akan lebih mantap untuk
dipahami.
c) Kemampuan manemukan dan
memecahkan masalah meningkat.
d) Siswa lebih tertarik dan
termotifasi untuk belajar matematika
Sedangkan
kelemahan metode permainan ketika digunakan dalam metode pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Tidak semua topic dapat disajikan dengan metode
permainan makin tinggi
tingkatnya makin sukar disajiakn, disamping itu permainan pun harus
kita buat sendiri (tidak dalam bentuk siap pakai)
b) Memakan banyak waktu
c) Permainan
mungkin akan mengganggu ketenangan kelas – kelas disekitarnya
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.
Metode diskusi adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa ( kelompok-kelompok siswa ) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife
pemecahan atas suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang
bersifat problematic.
2.
Metode permainan adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan permainan untuk
memperoleh atau menemukan pengertian atau konsep tertentu dan
merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan pelajaran dengan lebih menarik
untuk menghindari kejenuhan peserta didik.
3.
Kedua metode diatas
merupakan beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Metode diskusi lebih menekankan pada keaktifan individu dalam
suatu kelompok ketika menyelesaikan permasalahan (belajar). Sedangkan metode
permainan lebih menekankan pada penciptaan suasana belajar yang menyenangkan
(fun) serta serius tapi santai (sersan) dalam menyelesaikan permasalahan
(belajar).
B.
Saran
Setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan
kelebihan yang berbeda-beda, baik digunakan pada situasi dan kondisi tertentu.
Jadi gunakanlah metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi serta materi yang disampaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Metode Permainan http://dewasudewa. files. wordpress. com/2009/12/
metode-permainan.ppt. Diakses
pada tanggal 15 maret 2010
Anonim. 2010. Kumpulan Metode Pembelajaran Pendampingan.
http://mala. student.
umm.ac.id/2010/02/11/kumpulan-metode-pembelajaran-pendampingan/.
Diakses
pada tanggal 17 maret 2010
Anonim. 2010. Metode Pembelajaran Efektif. http://
shinta91. wordpress. com/ 2010/ 01/ 28/metode-pembelajaran-efektif/.
Diakses
pada tanggal 17 maret 2010
Anonim. 2010. Metode-Pembelajaran. http:// wahyudi17. blogspot.com/2008 11/
metode- pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 19
maret 2010
Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran http:// www.
scribd. com/ doc/ 1306 5635 / Metode-metode-pembelajaran. Diakses
pada tanggal 19 maret 2010
Anomim.2010. Permainan. sdmuhcc-yogya sch.id /hw... Buku% 20 Panduan%
20% 20 Permainan. Ppt. Diakses
pada tanggal 20 maret 2010
Ahmadi, Abu &
Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Ali, Muhammmad.
1983. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno Sobry. 2007. Strategi
Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung :
PT Refika Aditama
Hasibuan, J.J & Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Popham,W. James & Eva L. Baker. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta : Rineka Cipta
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang : Quantum Teaching
0 comments :