Blog Archive

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Labels

Pages - Menu

Saturday, April 13, 2013

makalah tentang metode pembelajaran diskusi dan permainan

Unknown     12:37 PM    


makalah tentang metode pembelajaran diskusi dan permainan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bila ditelusuri secara mendalam, proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pelajaran dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar-mengajar, harus memiliki strategi, agar siswa dapat  belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian materi atau  biasa disebut metode mengajar.
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Karena makin baik metode mengajar, maka makin efektif pula pencapaian tujuan.
Di dalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan guru  untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan, sehingga metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri dalam suatu tujuan.
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa metode yang digunakan dalam mentransfer materi baik dari guru kesiswa, ataupun dari siswa itu sendiri, antara lain dengan metode ceramah, diskusi, tanya-jawab, penemuan terbimbing, metode permainan dan beberapa metode-metode lainnya. Namun metode yang sering digunakan oleh pendidik dalam kegiatan PBM adalah metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan. Dimana metode diskusi itu sendiri  dipandang efektif untuk menggali potensi siswa supaya dapat belajar dengan lebih aktif. Sedangkan metode permainan sendiri merupakan alternative lain agar siswa tidak jenuh dalam menerima pelajaran Maka tidak salah apabila metode diskusi dan permainan menjadi pilihan para guru untuk melatih dan mengembangkan kemampuan siswa-siswinya.
Pentingnya metode pembelajaran dalam proses pembelajaran,yaitu untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami akan paparkan beberapa ulasan mengenai metode pembelajaran diskusi dan permainan.
B.       Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Pengertian  metode diskusi dan permainan
2.         Tujuan dan manfaat metode pembelajaran yang berbasis diskusi dan permainan
3.         Hal-hal  yang harus di perhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan
4.         Langkah-langkah penggunaan metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan
5.         Jenis-jenis diskusi dan klasifikasi permainan
6.         Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran dengan diskusi dan permainan


C.  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika
2.    Mahasiswa dapat memahami tentang metode pembelajaran diskusi dan permainan
3.    Dapat dijadikan referensi dalam kegiatan pembelajaran
       
















BAB II
PEMBAHASAN

I.         METODE DISKUSI
metodediskusikelompok
A.      Pengertian Metode Diskusi
Diskusi adalah proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Diskusi juga dapat diartikan sebagai suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa ( kelompok-kelompok siswa ) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife pemecahan atas suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik. Sebagai metode penyuluhan berkelompok, diskusi biasanya membahas satu topik yang menjadi perhatian umum di mana masing-masing anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan pendapat. Berdasarkan hal tersebut diskusi dapat dikatakan sebagai metode partisipatif.
Metode diskusi sebagai suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga di maksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berfikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Metode diskusi ini berbeda dengan metode tanya jawab, sebab dalam metode tanya jawab dapat diselesaikan dengan satu jawaban saja, sedangkan dalam diskusi diperlukan banyak jawaban yang sama-sama mencoba memperlihatkan kebenaran.
B.       Tujuan Dan Manfaat Metode Diskusi
1.         Tujuan Metode Diskusi
a.         Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain (Siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri).
b.        Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, dalam hal ini siswa melatih diri untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah bersama.
c.         Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkansuatu masalah bersama.
2.         Manfaat Metode Diskusi
a.         Untuk menimbulkan dan membina sikap dan prilaku demokratis siswa
b.        Menumbuhkan dan mengembangkan sikap/cara berpikir logis, analitis dan kritis.
c.         Memupuk kerjasama, toleransi dan rasa social .
d.        Membina kemampuan mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.

C.       Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Metode Diskusi
a.    Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami oleh peserta diskusi
b.    Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi ( ketua, sekretaris, moderator ) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditangan siswa yang :
1)        Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
2)        “Berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya
3)        Lancar berbicara
4)        Dapat bertindak tegas dan demokratis
Peranan pimpinan diskusi antara lain:
1)        Pimpinan diskusi sebagai pengatur lalu-lintas diskusi
Kewajiban untuk mengatur lalu-lintas berarti bahwa pimpinan diskusi berperan sebagai penemgah untuk mengatur jalan, arus dan arah pendapat dari orang agar tidak terjadi kesimpangsiuran, tabrakan ataupun pembicaraan yang tidak tertuju pada pokok diskusi.
2)        Pimpinan diskusi sebagai dinding penangkis
Setiap kali pemimpin diskusi menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta, ia harus segera menilai mana yang perlu dipantulkan kembali kepada kelompok, sehingga tidak terjadi tanya-jawab antara pemimpin diskusi dengan sejumlah kecil anggota diskusi saja.
3)        Pimpinan diskusi sebagai penunjuk jalan
Memberikan petunjuk-petunjuk umum mengenai kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh kelompok (kemajuan-kemajuan diskusi).
c.    Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain (kalau ada lebih dari satu kelompok) menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan lancar.
d.   Jenis dan sifat pertanyaan yang layak untuk didiskusikan ialah yang :
1)        Menarik minat anak didik yang sesuai dengan tarafnya.
2)        Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya
3)        Pada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih mengutamakan penalaran yang mempertimbangkan dan membandingkan. (Winarno Surakhmad,: 98-99).

D.  Langkah-langkah metode diskusi
1)        Persiapan perencanaan diskusi
a)    Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin
b)   Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan  jumlahnya disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri
c)    Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas
d)   Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.
2)        Pelaksanaan diskusi
a)    Membuat struktur kelompok
b)   Membagi-bagi tugas dalam diskusi
c)    Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
d)   Mencatat ide-ide/ saran-saran yang penting
e)    Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
f)    Menciptakan situasi yang menyenangkan
3)        Tindak lanjut diskusi
a)      Membuat kesimpulan/laporan diskusi
b)      Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya
c)      Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan dating

E.   Jenis-jenis diskusi
Abu Ahmadi membagi diskusi dalam lima jenis yaitu:
a. Diskusi formal
Diskusi ini terdapat seperti pada lembaga-lembaga pemerintahan atau
semi pemerintah, di mana dalam diskusi ini perlu adanya ketua dan
penulis serta pembicara yang diatur secara formal. Misalnya diskusidiskusi
pada Sidang DPR.
b. Diskusi tidak formal (informal)
 Diskusi ini seperti dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar di
  mana satu sama lain bersifat “face to face relationship.
c.  Diskusi panel
Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa orang
saja, yang dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.
d. Diskusi dalam bentuk symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi dalam bentuk panel, di sini
symposium lebih formal. Symposium itu diselenggarakan apabila ada
pertentangan pendapat. Ahli-ahli yang berbeda pendapat memberikan
informasinya, selanjutnya diadakan diskusi antara pembicara dengan
pendengar. Diskusi dalam bentuk symposium ini biasanya tidak
mencari kebenaran tertentu.
e. Lecture discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan memberikan suatu persoalan,
kemudian didiskusikan. Di sini biasanya hanya satu pandangan atau
persoalan saja
Hasibuan dan Moedjiono membagi jenis diskusi dalam sembilan jenis yaitu:
1.    Whole group
Suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan idealnya tidak lebih dari 15 orang. Diskusi kelompok besar (kelas)
2.    Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi 2 sampai 8 kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar.
3.    Panel diskusi
Satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu subjek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar,dipimpin seorang moderator.dalam satu panel murni, audience/pendengar tidak ikut dalam diskusi.
4.    Syndicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada elas, ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu.
5.    Brain Storming group
Kelompok penyumbang ide baru, tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok menyumbangkan idenya. Penekanan hasil belajar, agar tiap anggota kelompok saling hargai pendapat, menumbuhkan percaya apad diri sendiri dalam mengembangkan ide yang ditemukannya dan dianggap benar.
6.    Symposium
Beberapa orang membahas berabgai aspek dari suatu materi. Membacakannya di muka peserta (5-20menit), diikuti dengan pertanyaan dan sanggahan dari penyanggah dan pendengar. Bahasan dan sanggahan selanjutnya dirumuskan oleh ‘panitia perumus’ seabagi hasil symposium.
7.    Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua kelompok yang relative sama besar, mendiskusikan materi yang cocok diperdebatkan tanpa memperhatikan aturan-aturan debat formal. Bahan yang cocok diperdebatkan adalah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat factual.
8.    Colloquium
Seseorang/beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari beberapa audience. Dalam KBM siswa menginterviu manusia sumber. Pertanyaan/jawaban yang diberikan mengundang pertanyaan dari penanya lain. Hasil belajar yang diharapkan adalah yang datangnya dari manusia sumber tadi.


9.    Fish Bowl
Beberapa peserta dipimpin seorang ketua berdiskusi engambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta. Kelompok pendengar, duduk mengelilingi kelompok diskusi (seolah melihat ikan dalam sebuah mangkuk). Sedang dalam diskusi, kelompok pendengar yang akan menyumbangkan pikiran menduduki kursi kosong yang disediakan.

F.   Kelebihan dan kelemahan metode diskusi
Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode diskusi dalam kegiaatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)    Merangsang kreativitas anak-didik dalam bentuk ide,gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah
b)   Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.
c)    Memperluas wawasan
d)   Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
e)    Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.
f)    Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.
g)   Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
h)   Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
i)     Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
j)     Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
Sedangkan kelemahan diskusi ketika digunakan dalam metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
a)    Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan
b)   Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu
c)    Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d)   Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e)    Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara
f)    Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
g)   Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
h)   Tidak dapat dipakai pada  kelompok yang besar
i)     Peserta mendapat informasiyang terbatas
j)     Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Catatan yang perlu diperhatikan :
Berhasil tidaknya diskusi banyak bergantung pada factor :
·      Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi
·      Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan
·      Partisipasi dari setiap anggota
·      Terciptanya situasi yang merangsang jalannya diskusi
·      Mengusahakan masalahnya supaya cukup problematic dan merangsang siswa berpikir.



  II.            METODE PERMAINAN
Permainan
A.      Pengertian Metode Permainan
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Permainan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran berbagai mata pelajaran baik,aspek kognitif,afektif maupun psikomotor. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar.
Metode permainan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian atau konsep tertentu. Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
Metode permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai. Jadi, metode permainan itu merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan pelajaran dengan lebih menarik untuk menghindari kejenuhan peserta didik.
B.       Tujuan dan Manfaat Metode Permainan
1.         Tujuan Metode Permainan
a)    Mengajarkan pengertian (konsep)
b)   Menanamkan nilai
c)    Memecahkan masalah
d)   Membentuk dan membina watak lewat metode yang menarik, menyenangkan dan menantang
2.         Manfaat Metode Permainan
a)    Membangkitkan minat siswa
b)   Memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
c)    Mengembangkan kreativitas siswa
d)   Menumbuhkan kesadaran siswa

C.       Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode permainan
1.         Diperlukan seorang fasilitator yang terlatih untuk memimpin permainan.
2.         Pemilihan jenis permainan harus tepat yakni yang dapat menggairahkan ,mengurangi kejenuhan, memicu & memacu berprestasi, saling menghibur, mempercepat pembauran peserta dan memetik pelajaran yang terkandung dalam permainan tersebut.
3.         Ciri Permainan yang baik adalah sebagai berikut :
a)         Diminati oleh seluruh peserta.
b)        Semua peserta merasa mampu mengikuti.
c)         Menggairahkan.
d)        Memacu untuk berprestasi.
e)         Waktunya relatif singkat.
f)         Aman.
g)        Biaya relatif rendah.
h)        Alat peraga sederhana.
i)          Mengesankan peserta.
j)          Mudah dipetik pelajarannya.
k)        Jumlah peserta cukup fleksibel
4.         Hal- Hal yang harus dihindari dalam penggunaan metode permainan yakni permainan :
a)         Yang membahayakan fisik dan atau kesehatan.
b)         Yang mengandung resiko tinggi.
c)         Yang tidak mampu dilakukan oleh seluruh peserta.
d)        Yang menjurus pada persaingan tidak sehat.
e)         Yang tidak menciptakan suasana sportivitas.
f)         Yang akan mendatangkan perpecahan bagi yang menang dan yang kalah.
g)         Yang memerlukan biaya tinggi.
h)         Yang memerlukan waktu panjang
5.         Kiat Memimpin Permainan yakni sebagai berikut :
a)      Sikap dan perilaku fasilitator harus ramah, akrab dan berwibawa sehingga petunjuk-petunjuknya diikuti oleh para peserta.
b)      Dalam menjelaskan aturan permainan, fasilitator harus menggunakan bahasa yang sederhana, jelas dan komunikatif. Bila perlu diulangi dan bertanya kepada peserta apakah sudah jelas atau belum.
c)      Bila dalam permainan ternyata tidak lancar, maka perlu diulang.
d)     Dalam mengadakan refleksi/kesimpulan, fasilitator harus serius dengan bahasa yang menyejukkan.
e)      Sangat diharapkan fasilitator mempunyai “sense of humor” atau pengungkapannya dengan rasa humor.

D.      Langkah-langkah  Metode Permainan (Prosedur)
1)        Persiapan Guru
a)         Menentukan topik
b)         Merumuskan tujuan pembelajaran  khusus (TPK)
c)         Menyiapkan alat dan bahan untuk permainan
d)        Menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan
2)        Pelaksanaan
a)         Guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses permainan
b)        Siswa dibagi atas beberapa kelompok
c)         Caranya:misal: (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan (2) siswa melakukan kegiatan permainan     
3)        Tindak lanjut metode permainan
Siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa pengertian atau konsep tertentu kepada guru.
E.       Klasifikasi Permainan
Berdasarkan tujuannya, permainan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.         Permainan untuk membangun kekompakan ( teamwork).
2.         Permainan mengembangkan kreativitas.
3.         Permainan untuk melatih daya tahan.
4.         Permainan untuk meningkatkan ketelitian.
5.         Permainan untuk meningkatkan percaya diri/saling percaya.
6.         Permainan untuk meningkatkan memori.
7.         Permainan untuk menguji keterampilan/ ketangkasan.
8.         Permainan untuk kecepatan reaksi (sensitivitas).
9.         Permainan yang merupakan kombinasi dari tujuan-tujuan tersebut di atas.
10.     Permainan untuk mengasah kepedulian dan empati.
11.     Permainan untuk mengasah Keteguhan hati dan komitmen.
12.     Permainan untuk mengasah Sabar dan tanggungjawab.
13.     Permainan untuk mengasah keberanian dan nyali (mind set).

F.        Kelebihan dan kekurangan Metode Permainan
Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode permainan dalam kegiaatan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a)      Keterampilan siswa dalam bidang matematika seperti menghitung dan menganalisis semakin meningkat.
b)      Konsep – konsep matematika akan lebih mantap untuk dipahami.
c)      Kemampuan manemukan dan memecahkan masalah meningkat.
d)     Siswa lebih tertarik dan termotifasi untuk belajar matematika
Sedangkan kelemahan metode permainan ketika digunakan dalam metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)    Tidak semua topic dapat disajikan dengan metode permainan makin tinggi tingkatnya makin sukar disajiakn, disamping itu permainan pun harus kita buat sendiri (tidak dalam bentuk siap pakai)
b)   Memakan banyak waktu
c)    Permainan mungkin akan mengganggu ketenangan kelas – kelas disekitarnya













BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan  sebagai berikut :
1.         Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa ( kelompok-kelompok siswa ) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife pemecahan atas suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic.
2.         Metode permainan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian atau konsep tertentu dan merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan pelajaran dengan lebih menarik untuk menghindari kejenuhan peserta didik.
3.         Kedua metode diatas merupakan beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Metode diskusi lebih menekankan pada keaktifan individu dalam suatu kelompok ketika menyelesaikan permasalahan (belajar). Sedangkan metode permainan lebih menekankan pada penciptaan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan) dalam menyelesaikan permasalahan (belajar).

B.       Saran
Setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan yang berbeda-beda, baik digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Jadi gunakanlah metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi serta materi yang disampaikan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Metode Permainan http://dewasudewa. files. wordpress. com/2009/12/ metode-permainan.ppt. Diakses pada tanggal 15 maret 2010
Anonim. 2010. Kumpulan Metode Pembelajaran Pendampingan. http://mala. student.  umm.ac.id/2010/02/11/kumpulan-metode-pembelajaran-pendampingan/. Diakses pada tanggal 17 maret 2010
Anonim. 2010. Metode Pembelajaran Efektif. (... Or click here to cancel reply.)http:// shinta91. wordpress. com/ 2010/ 01/ 28/metode-pembelajaran-efektif/. Diakses pada tanggal 17 maret 2010
Anonim. 2010. Metode-Pembelajaran. http:// wahyudi17. blogspot.com/2008 11/ metode- pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 19 maret 2010
Anonim. 2010. Metode-Metode-Pembelajaran  http:// www. scribd. com/ doc/ 1306 5635 / Metode-metode-pembelajaran. Diakses pada tanggal 19 maret 2010
Anomim.2010. Permainan.  sdmuhcc-yogya sch.id /hw... Buku% 20 Panduan% 20% 20 Permainan. Ppt. Diakses pada tanggal 20 maret 2010
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Ali, Muhammmad. 1983. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno Sobry. 2007.  Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT Refika Aditama
Hasibuan, J.J & Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Popham,W. James & Eva L. Baker. 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang : Quantum Teaching

 

0 comments :

© 2011-2014 TUGAS-TUGAS KAMPUS. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.