MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1.
Makna
Pembelajaran
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam
melaksanakan pembelajaran, tertentu diperlukan model-model mengajar yang
dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga
kesulitan belajar peserta didik. Model diartikan sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami
sebagai:
Ø
Suatu tipe atau desain;
Ø
Suatu deskripsi atau analogi dapat dengan
langsung diamati;
Ø
Suatu sistem asumsi-asumsi data dan
inferensi-inferensi yang dipakai menggambarkan secara matematis suatu objek
atau peristiwa;
Ø
Suatu desain yang sederhana dari suatu sistem
kerja, suatu terjemahan yang disederhanakan;
Ø
Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin
atau imajiner;
Ø
Penyajian yang diperkecil agar dapat dijelaskan
dan menunjukkan sifat bentuk aslinya dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat
bentuk aslinya (Komaruddin, 2001:152)
Model mengajar menurut Joyce dan Weil (2003:13)
adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan
kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, media,
dan bantuan belajar melalui program komputer. Sebab model-model ini menyediakan
alat-alat belajar yang diperlukan bagi siswa. Hakikat mengajar (teaching)
menurut Joyce dan Weil adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan
belajar bagaimana cara belajar.
- Model Pemrosesan Informasi (Informasi Processing Models)
Model ini menjelaskan bagaimana cara memberi respon
yang datang dari lingkungan dengan cara mengkoordinasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan
simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini memberikan kepada siswa sejumlah
konsep, pengetesan hipotesis, dan mengajar proses demokrasi secara langsung,
jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama
(coperatif inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah
akademis.
- Model Sistem Perilaku dalam Pembelajaran (Behavioral Model of Teaching)
Model ini dibangun atas dasar kerangka
teori perubahan perilaku, melalui teori ini dibimbing untuk dapat memecahkan
masalah belajar melalui penguraian perilaku ke dalam jumlah yang kecil dan
berurutan.
2.
Model
Pembelajaran Konstruktivisme
Rapih E Martin (1994) mengusulkan suatu model
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang dinamakan sebagai model 4E.
model ini memberikan tekanan pada aktivitas siswa dalam menyelidiki dan
mengkonstruksikan pengetahuan secara mandiri. Model ini berupa suatu siklus
yang dapat digunakan sebagai berikut:
Ø
Menyelidiki atau mengkaji
Ø
Menjelaskan
Ø
Memperluas
Ø
Evaluasi
Selanjutnya untuk mempelajari dan mengkonstruksikan
pengertiannya terhadap konsep yang lebih besar, kegiatan kembali dimulai dari
menyelidiki (explore) dan seterusnya
3.
Pendekatan
Inquiry/Discovery dalam Model Mengajar
Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa
sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menetapkan
diri sebagai pembimbing atau fasilitator belajar. Dengan demikian siswa lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan
dengan bimbingan guru. Pendekatan kelompok merupakan pendekatan mengajar yang
berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan
ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas
dalam memecahkan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang
belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan
fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu
dilontarkan oleh siswa sendiri.
Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan
modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya
tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila
dipenuhi syarat-syarat berikut:
- Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa;
- Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan;
- Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup;
- Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi;
- Partisipasi setiap siswa dalam kegiatan belajar;
- Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa
Adanya lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan
pendekatan inquiry/discovery yakni:
Ø
Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa;
Ø
Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal
dengan istilah hipotesis;
Ø
Siswa mencari informasi, data, fakta, yang
diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis;
Ø
Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
Ø
Mengaplikasikan kesimpulan / generalisasi dalam
situasi baru.
Metode mengajar yang biasa digunakan guru
dalam pendekatan ini antara lain metode diskusi dan pemberian tugas, diskusi
untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa antara tiga
sampai lima orang dengan arahan dan bimbingan.
4. Model Mengajar Menggunakan Berbagai
Metode
- Model Mengajar Menggunakan Metode Ceramah
Ceramah adalah salah satu bentuk interaksi melalui
penerangan, penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah
untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti
gambar, dan audio visual lainnya. Ceramah adalah penuturan lisan dari guru
kepada peserta didik, ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan
kata-kata sering mengaburkan dan kadang-kadang ditafsirkan salah. Kadang-kadang
terjadi pula orang baru saja mengikuti ceramah, jika ditanya tidak tahu
apa-apa. Kemungkinan terjadinya hal ini adalah karena khalayaknya bukan
pendengar yang baik. Karena itu, alat utama dalam metode ceramah ini
berhubungan dengan siswa menggunakan bahasa lisan.
- Model Mengajar Menggunakan Model Tanya-Jawab (Respons)
Pendekatan dalam mengajar umumnya menempuh dua macam
cara, yaitu memberikan stimulasi-stimulasi dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Banyak yang dapat dibicarakan
mengenai teknik belajar yang baik, dapat merangsang peserta didik untuk
berpikir. Melalui pertanyaan peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan
jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan menemukan itu ia berfikir
menghubung-hubungkan bagian pengetahuan yang jika jawaban yang diminta belum
siap dimilikinya, maka hal ini mendorong untuk menemukanya. Ia akan menjelajahi
data jawaban melalui berbagai cara yang tepat
Proses yang dilakukan adalah dengan membaca, meneliti
dan diskusi membaca informasi sebagai sumber adalah salah satu teknik untuk
mengemukakan jawaban. Penelitian di laboratorium, di lapangan, diluvium,
5.
0 comments :