Blog Archive

Blog Archive

Powered by Blogger.

Labels

Labels

Pages - Menu

Saturday, April 13, 2013

MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA

Unknown     12:52 PM    


MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Topik ini membahas tentang manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebenaran, kebaikan, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk budaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
 
B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian dari kebudayaan itu?
2.      Apakah manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan?
3.      Bagaimana substansi atau isi utama budaya?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan pembelajaran agar mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar tentang konsep manusia sebagai makhluk budaya serta pemahaman konsep tersebut dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan menyikapi berbagai problematika budaya yang berkembang dalam masyarakat.




BAB 2
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kebudayaan

Sebelum kami memaparkan hubungan antara manusia dan budaya terlebih dahulu akan di paparkan pengertian atau defenisi dari budaya itu sendiri. Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Berasal dari kata budi dan daya. Budaya mempunyai tiga unsur yang berada dalam diri manusia dan saling melengkapi satu sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan seutuhnya. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a.      Cipta, adalah akal pikiran yang di milik oleh manusia, sehingga dengan akal pikiran tersebut manusia dapat berkreasi menuangkan segala ide yang non kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri manusia bersifat tidak universal dalam hal karya. Artinya dalam hal keterampilan berkarya manusia tentu saja memiliki keahlian yang berbeda-beda satu sama lain, seseorang yang terampil mengelola kayu menjadi barang-barang meubel belum tentu terampil dalam hal olah vocal, begitupun seorang penyanyi yang mahir melantunkan lagu-lagu belum tentu dalam hal merancang busana dan sebagainya.
b.      Rasa, adalah tanggapan atau reaksi perasaan ketiak melihat ataupun mendengar sesuatu satu bentuk karya, tanggapan ini dapat berupa kepuasan, keterangan, kekaguman, kesedihan, ketidakpuasan dan sebagainya. Selain di bekali kekuatan menciptakan manusia juga di lengkapi dengan perasaan hingga hasil karya yang dibuatnya dapat bernilai seni tinggi. Dengan adanya rasa yang di miliki oleh manusia maka sudah tentu ia dapat membedakan mutu suatu karya cipta satu dengan yang lain.
c.       Karsa, adalah kehendak, dorongan atau motivasi yang lahir dari hasrat seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan luar bisa dan perasaan yang begitu peka tidak akan berbuah apa-apa jika tidak didasari keinginan dari orang tersebut. Karsa biasa saja berasal dari diri, tersendiri atau bahkan dari orang lain yaitu berupa rangsangan atau pengaruh yang diterima oleh daya nalar kita.

Ketiga unsur inilah yang mendasari manusia berbudaya, dengan adanya unsur-unsur tersebut dalam diri manusia maka dapat di katakan bahwa manusia adalah makhluk yang senantiasa memiliki kebudayaan. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada kebudayaan, tanpa manusia tidak mungkin ada masyarakat. Dalam diri manusia wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan. Ada yang jasmani misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan jasmani, akan tetapi isi buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohani.
Sebagai insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia menjaga citra di muka bumi ini bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk beradab sekaligus telah mengantar manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk  penghuni bumi yang lain yaitu sebagai yang paling sempurna di bandingkan dengan yang lainnya.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa manusia dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma maupun hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat merusak dan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya memang teguh norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Budaya bahkan dapat menambah rasa rasionalisme seseorang warga negara Indonesia misalnya, memiliki kebudayaan yang amat sangat beraneka ragam bentuk dan ciri khasnya yang tidak semua bangsa memilikinya. Hal ini tentu saja merupakan kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia yang akhirnya berimbas pada tingginya nasionalisme para warga negara.
Berikut pengertian budaya adalah kebudayaan dari beberapa ahli:
  1. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
  2. R. Linton, Kebudayaan dapat sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diterapkan oleh anggota masyarakat lainnya.
  3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
  4. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
  5. Herkovitas, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.    
Dengan demikian, kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli mengatakan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
       
2.      Manusia Sebagai Pencipta dan Pengguna Kebudayaan

Tercipta adalah terwujudnya suatu  kebudayaan  sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36) sebagai daya manusia, manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi dan intuisi perasaan dan emosi kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang sebagai pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter dan Berger yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap; tahap eksternalisasi, tahap objektivasi, dan tahap internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivasi adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada di luar diri manusia
Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali, jadi adanya hubungan berkelanjutan antara realitas internal dengan realitas eksternal.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia, bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baik. Kecuali manusia yang memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
a.      Suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompoknya
b.      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain
c.       Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d.     Pembeda manusia dengan binatang
e.      Sebagai modal dasar pembangunan

Manusia merupakan makhluk berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil.

[
3.      Substansi (isi) Utama Budaya

Substansi  (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

a.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
Ø  Alam sekitar
Ø  Alam flora di daerah tempat tinggal
Ø  Alan fauna di daerah tempat tinggal
Ø  Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
Ø  Tubuh manusia
Ø  Sifat dan tingkah laku sesama manusia
Ø  Ruang dan waktu



b.      Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu di inginkan, di cita-citakan, dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat

c.       Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya

d.     Kepercayaan
Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa

e.      Persepsi
Persepsi sudut pandangan ialah suatu titik tolok pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan

f.        Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dari bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari oleh asing



BAB 3
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Kebudayaan ialah segala daya dan aktivitas manusia untuk mengelola dan mengubah alam
2.      Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan yaitu manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal  dan pikirannya menjadikan Khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku.
3.      Substansi (isi) utama budaya yaitu:
Ø  Sistem pengetahuan
Ø  Nilai
Ø  Pandangan hidup
Ø  Kepercayaan
Ø  Persepsi
Ø  Etos kebudayaan

B.     Saran

Dengan selesainya makalah ini, maka kami dari kelompok I dapat menyarankan bahwa sebagai makhluk yang berbudaya maka sepatutnyalah kita sebagai manusia yang memiliki prospek kedepan harus mempertahankan citra sebagai makhluk Tuhan paling sempurna. Kita harus menyadari bahwa budaya tidak bisa kita jadikan kedok untuk berbuat sesuatu yang semena-mena seperti kata seorang ahli sosiologi Surjono Jatiman bahwa “sebenarnya manusia tidak ubahnya seperti binatang yang saling membunuh satu sama lain, akan tetapi oleh karena manusia berbudaya maka kejahatan itu senantiasa dibungkus dengan budaya”
Untuk dalam hal berbudaya harus pula disertai dengan akidah yang kokoh dari seorang budaya, agar supaya setiap apa yang dihasilkannya dapat menjadi yang terbaik dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya demi kemajuan bangsa yang senantiasa kita cintai dan banggakan.


DAFTAR PUSTAKA


Mustofa Ahmad, 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV. Pustaka Setia. Bandung

Setiadi Elly, 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana. Jakarta

Yusdi Achmad, 2006. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Kencana. Jakarta    

0 comments :

© 2011-2014 TUGAS-TUGAS KAMPUS. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.