MAKALAH PENULISAN DAN PEMBUKUAN AL-QUR’AN
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pada permulaan islam, kebanyakan orang bangsa islam adalah bangsa yang
buta huruf,sangat sedikit di antara mereka yang tau menulis dan membaca.mereka
belum mengenal kertas seperti kertas yang ada sekarang. Perkataan “al
warak”yang di gunakan dalam mengatakan kertas pada masa itu hanyalah pada daun
kayu saja.kata “Alqirthas”di gunakan oleh mereka hanya berunjuk kepada
benda-benda(bahan-bahan)yang mereka pergunakan untuk di tulis seperti kulit binatang,
batu yang tipis dan licin, pelepa tamar/kurma, tulang binatang, dan sebaganya.
Setelah mereka menaklukan negri persia,yaitu sesudah wafatnya Nabi muhammad SAW
barulah mereka mengenal kertas. Rang persia menamakan kertas itu sebagai
“kaqhid”.maka digunakan kata itu kertas oleh bangsa arab islam semenjak itu.
Sebelum nabi
muhammad atau sesama zaman nabi muhammad kata “kaqhid”itu tidak ada digunakan
didalam bahasa arab, ataupun dalam hadis-hadis nabi. Kitab atau buku tentang
apapun juga belum ada pada mereka. Kata-kata
“kitab” di masa ini hanya bermaksud dalam bentuk seperti sepotong kulit,
batu atau tulang.
Walaupun
kebanyakan bangsa arab islam pada masa
itu masih buta huruf,namun mereka mempunyai ingatan yang sangat kuat. Pegangan
mereka dalam memelihara dan meriwayatkan
syair-ayair dari pujangga-pujangga dan penyair-penyair mereka,ansab mereka,
peperangan-peperangan yang terjadi di antara mereka, peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat dan kehidupan mereka tiap hari dan sebagainya adalah
kepada hafalan semata-mata. Maka Nabi Muhammad menjalankan suatu cara yang
amali(raktis)yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan Al Qur’an dan
memeliharanya.
B.
Rumusan Masalah
- Mengapa Hadis-Hadis Atau Pelajaran-Pelajara yang di berikan nabi tidak bisa ditulis?
- Masa pengumpulan al-quran terbagi atas dua periode,sebutkan?
- penulisan al-quran dalam satu mushaf terbagi atas tiga fase yaitu?
- mengapa al-quran diturunkan secara berangsur-angsur?
C.
Tujuan
Agar
mahasiswa mengetahui bagaimana orang-orang pada masa duli begitu menghargai dan
memelihara al-qur’an,sehing kita juga bisa meneladani sifat-sifat manyarakat
sebelumnya yang begitu menjujung tinggi al-qur’an dan berpedoman terhadapnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan dan pembukuan
Al-Qur’an
1. Penulisan Akl-Qur’an
Pada permulaan islam kebanyakan
bangsa arab islam adalah buta huruf mereka tidak mengenal yang namanya kertas
mereka hanya basa menghafal.sangat sedikit diantara mereka yang bisa membaca dan menulis.Tiap-tiap di
turunkanya ayat nabi muhammad SAWmenyuruh menghafalnya dan menuliskanya
dibatu,kulit binatang, pelepa tamar dan apa saja yang bisa disusun dalam
sesuatu surat. Nabi muhammad menerangkan
tertip urut ayat-ayat itu.nabi muhammad mengadakan peraturan hanya al-quran
sajalah yang boleh dituliskan.Selain pada Al-quran,Hadits-hadis atau
pelajaran-plajaran yang didengar dari mulut nabi muhammad dilarang menuliskanya.larangan ini bermaksud
supaya AL-Qur’an itu terpelihara, jangan campur aduk dengan yang lain-lain yang
juga didengar dari nabi muhammad.
Nabi menganjurkan supaya Al-Qur’an
itu dihafal, selalu dihafal dan di wajibkannya membacakanya dalam sholat. Maka
dengan itu banyak orang yang menghafal al-qur’an.kepandaiyan menulis dan membaca
itu amat di hargai dan di anjurkan oleh nabi muhammad sehingga baginda bersabda
“di akhirat nanti tinta ulama-ulama itu akan di timbang dengan darah
syuhada(orang-orang yang mati syhid) hal ini menunjukan bahwa beliyau ridho
akan penulisan selain Al-Qur’an setelah beliyau wafat.maka tidaklah mengapa
penulisan hadis, ilmu fikih, dan penulisan ilmu-ilmu lainnya setelah beliyau
SAWwafat.
Di zaman nabi muhammad terdapat 3
unsur tolong menolong dalam memelihara al-quran yang telah diturunkan yaitu:
1.
hafalan dari mereka yang hafal al
quran
2.
Naska-naska yang ditulis atas
perinta nabi muhammad,
3.
Naska-naska yang ditulis oleh
mereka yang pandai munulis dan membaca untuk mereka masing-masing.
Di tahun baginda wafat, ulangan
bacaan itu diadakan oleh jibrildua kali.nabi muhammad sendiripun sering pula
mengadakan ulangan bacaan itu terhadap sahabat-sahabatnya. Maka sahabat-sahabat
itu disuruh oleh nabi muhammad membacakan atau memperdengarkan al-kuran itu di hadapanya.
2. Pembukuan Al-Qur’an
Istilah pengumpulan kadang-kadang
dimaksudkan dengan penghafalan dalam hati, dan kadang-kadang pula dimaksudkan
dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran.
Pengumpulan al-qur”an dimasa nabi ada dua
keteaori :
1.
pengumpulan dalam dada berupa
pnghafalan dan penghayatan
Al-Qur”an karim
turun kepada nabi yang ummy (tidak bisa baca tilis) kerena itu perhatian nabi hanya
dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayatiya, agar iya dapat menguasai
Al-Qur’an persis sebagaimana Al-Qur’an
di turunkan. Setelah itu iya membacakannya kepada orang-orang dengan begitu
terang agar merekapung dapat menghafal dan memantapkanya. Yang jelas adalah
bahwa nabi seorang yang ummy dan diutus Allah di kalang orang-orang yang ummy
pula.Allah berfirman ;
uqèd
Ï%©!$#
y]yèt/
Îû
z`¿ÍhÏiBW{$#
Zwqßu
öNåk÷]ÏiB
(#qè=÷Ft
öNÍkön=tã
¾ÏmÏG»t#uä
öNÍkÏj.tãur
ãNßgßJÏk=yèãur
|=»tGÅ3ø9$#
spyJõ3Ïtø:$#ur
bÎ)ur
(#qçR%x.
`ÏB
ã@ö6s%
Å"s9
9@»n=|Ê
&ûüÎ7B
ÇËÈ
Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Artinya: dialah yang mengutus kepada kaum
yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka yang membacakan ayat-ayat-nya
kepada mereka,mensucikan mereka dengan mengajarkan kepada mereka kitab dan
hikmah.(Al-Jumu’ah;2)
Begitulah Al-Qur’an datang kepada
mereka dengan jelas,tegas ketentuannya,dan kekuasaanya yang luhur,mereka merasa
kagum,akar pikiran mereka tertimpa dengan Al-Qur’an.mereka menghafalnya ayat
demi ayat dan surat demi surat. Mereka tingalkan syair-syair karena mereka
memperoleh ruh/jiwa dari Al-Qur’an.
2.
pengumpulan dalam dokumen atau
catatan berupa penulisan pada kitab-kitab berupa ukiran.
Keistimewaan yang kedua dari
Al-Qur’an karim adalah pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran. Adapun
penulis-penulis tersebut adalah sahabat pilihan yang di pilih dari kalangan
orang yang terbaik dan terindah tulisanya agar mereka dapat mengemban tugas
yang mulia ini.di antara mereka adalah Zaid bin tsabit, Ubay bin ka’ba,Muadz
bin jabal, Mu’awiyah bin abi sufyan, khulafau rasyidin dan sahabat-sahabatnya yang
lain.
Di masa khalifa Utsman bin Affan
ra,pemerintahan islam talah sampai ke Armeniadan Azerbaijan di sebelah timur
dan Tripoli di sebelah barat. Maka dengan itu, kaum musimin telah tersebar
keseluruh wilaya islam seperti ke mesir, syria,irak, persia dan afrika. kemana
mereka pergi dan dimana mereka tinggal , Al-Qur’an tetap menjadi imam
mereka,dan di antara mereka itu anyak yang menghafal Al-Qur’an.
Di samping itu, mereka itu terdapat
perbedaan bacaan Al-Qur’an itu. Pada
asalnya perbedaan bacaan ini iyalah karena rasullulah sendiripun memberi
kelonggaran terhadap kabilah-kabilah arab islam yang berada di masanya untuk
membaca dan melafaskan Al-Qur’an itu menurut lahjah (dialek) mereka
masing-masing. Kelonggaran di berikan oleh nabi muhammad supaya muda bagi
mereka untuk menghafal Al-Qur’an.
Pembukuan Al-Qur’an dimasa
khalifa usman itu memberikan beberapa kebaikan seperti:
1.
menyatikan kaum muslim pada sutu
bentuk mush-haf dan seagam ejaan
tulisannya,
2.
menyatukan bacaan walaupun masi
ada kelainan bacaan, tetapi bacaan itu tidak berlawanan dengan ejaan
mushhaf-mushhaf ustaz man. Sedangkan bacaan-bacaan yang tidak bersesuaiaan
dengan meshhaf-mushhaf ustaz man tidak di benarkan lagi. Karena mush-haf ustaz
mani disusun berdasarkan riwayat-riwayat mitawatir.artinya, ayat-ayat Al-Qur’an
dan kiroat yang terkandung dalam mush-haf ustaz mani ayat-ayat Al-Qur’an
seperti yang di hafal oleh mayoritas sahabatyang menerimanya langsung dari
Rasulullah.
3.
menyatukan tertib susunan
surah-surah sesuai yang di a jarkan rasulullah.susunan surat seperti sekarang
ini adalah susunan surat yang di gunakan oleh Rasulullah ketika beliau mengulangi bacaan Al-Qur’an di
hadapan jibril setiap bulan ramadhan.
Pengumpula
Al-Qur’an dalam satu mushaf memiliki 3 fase yaitu:
a.
pencatatan Al-Qur’an dimasa nabi
b.
pengumpulan Al-Qur’an di masa Abu
bakar
c.
Di masa Utsman bin afan dalam satu
mushaf.
Sedangkan pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah SAW di lakukan
dengan dua cara yaitu:
a.
b.
menghafalnya
c.
Mencatat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an
bukanlah hal yang muda untuk dilakukan, hanya orang-orang terpilihlah yang bisa
melakukanya seperti para sahabat, tabi’in, dan ulama sesudahnya. Al- Qur’an
atau tulisan AL-Qur’an ketika itu tidak memiliki titik , Al-Qur’an yang ada
pada kita sekarang ini dengan
huruf-huruf yang sudah ada titik ataupun sudah diberi harakat tentulah sudah
memiliki beberepa fase. Dan tantunya juhud ( kesungguhan) para sahabat,
tabi’in, dan ulama sesuahnya patut du\i acungu\i jempol. Karena dari merekalah
warisan Al-QUR’AN tetap terjaga, mereka memegang amanah dan bahka sangat
memudahkan kita saat ini untuk membaca dan memper olehnya dimana saja.
B. Saran
Kita sebagai umat
islam di wajibkan akan selalu menjaga, memelihara dan mengamalkan Al-Qur’an
karim agar kita selalu selamat dunia dan
akhirat.
Daftar Pustaka nya??
ReplyDelete